Geliat dan Siasat Penjual BBM Eceran setelah Dilarang Beli BBM dengan Jeriken

Published by DR OTO on

Seperti sudah kita ketahui beberapa waktu lalu, PT Pertamina sudah mengeluarkan aturan larangan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite pakai jeriken maupun drum.

Tujuannya dari mengeluarkan aturan ini sebenarnya sudah jelas, yaitu agar para pengecer BBM literan semakin kesulitan buat beli Pertalite di SPBU.

Walaupun begitu, para pengecer BBM ternyata enggak kehilangan akal buat bisa melanjutkan usahanya.

Misalnya dengan membeli Pertalite menggunakan motor, lalu isinya disedot ke botol-botol eceran.

Salah satu penjual BBM eceran di Lumajang, Jawa Timur bernama Juwariyah mengaku dirinya sempat kalang kabut dengan adanya larangan membeli Pertalite menggunakan jeriken.

Ia menjadi kalang kabut karena para pelanggan yang biasa mengecer BBM di kiosnya tidak mau membeli Pertamax karena harganya sudah naik.

“Sekarang tambah sulit karena beli Pertalite sudah tidak boleh pakai tong, sedangkan orang-orang enggak mau beli Pertamax,” ungkapnya, seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (08/04/2022).

Tak sampai di situ, Juwariyan bahkan masih dibuat pusing mencari SPBU yang menyediakan Pertalite.

Bahkan, ia sampai rela buat mencari ke tiga SPBU yang ada di kecamatan lain hanya untuk mendapatkan Pertalite.

Akibatnya, Juwariyah mau tidak mau harus menaikkan harga jual Pertalite-nya jadi Rp12.000,00 per liter dan Rp17.000,00 per 1,5 liter.

“Sebenarnya bukan mau menaikkan harga, tapi buat bayar ongkos yang cari Pertalite,” imbuhnya.

Berbeda dengan Juwariyah, pedagang BBM eceran lainnya bernama Fikri justru tidak menaikkan harga Pertalite yang dijualnya.

Padahal, ia harus bolak-balik membeli Pertalite menggunakan motornya sebanyak 5 kali dalam satu hari.

“Kalau punya motor besar enak isinya banyak, lah saya motornya kecil mau naikan harga ya enggak bisa takut enggak ada yang beli,” tuturnya.

Categories: OTO News

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *